Saturday, May 16, 2009

in The middle of Shit and Review Gina's Short Stories

Friday Night, and here I am still at this office. Waiting for my colleague run the system backup process. Kita ada migration process hari ini, which mean bisa jadi hari terakhir perjalanan panjang gue di proyek ini. Gue cuman bisa berdoa semoga semuanya berjalan lancar hari ini, sambil nunggu iseng-iseng gue maen ke BLOG Adek Gue , dari kemaren malem dia ngerengek ke gue buat baca dan komentarin cerpennya. Akirnya gue baca tuh cerpen , dan setelah baca gue memutuskan buat bukan cumin kasi komentar buat cerpennya but I will give her my full review about that short story. And here it goes:
Ceritanya sendiri bisa diliat DISINI:

What I thought about that short story:
Atas nama objektifitas secara jujur gue mesti bilang kalo gue kurang suka sama cerita yang coba dituangkan di dalam cerpen tersebut. It's too "Cerpen Idealis karya putera-puteri harapan Bangsa" menurut gue. I mean let’s face it, jarang banget kan kita liat ojek payung yang nggak berebutan baru aja turun busway apalagi bisa becanda danketawa-ketawa… behh hidup mereka hostile bung!
It’s true secara word-ing dan gaya bercerita cerpen ini emang enak buat dibaca, lugas dan sederhana. Tapi sayangnya secuil penggalan hidup ridho sang ojek payung diceritakan terlalu sederhana dan polos sehingga gue kesulitan buat nangkep makna yang mau di deliver sama penulisnya kepada pembacanya. Cerita soal seorang anak yang begitu polos kayak si ridho ini udah kita lihat gazziliion time waktu kita nonton sinetron dimana anak kecil yang baik itu baikkk dan polosss banget. Gak ada tuh beli ciki(btw emang ciki masih ada yah?) yang ada juga mereka beli aica aibon buat mabok ngelem.(gue tau ini ekstreem but, you got my point right?), contoh lainnya adalah ketika si ridho bercerita mengenai anak muda agak lusuh sama ibu-ibu yang berjilbab…yeah right mereka akan tersenyum teduh dan berkata “ditabung yah nak” dan “jangan dipake macem-macem” kalau settingnya bukan di Jakarta tapi di desa suka miskin di pedalaman mana gitu yang semua orang masih kental dan gotong royong masih kentel. Di Jakarta? No way baby…. They don’t give a shit with for what that money ridho use for!! So in terms of topics yah terlalu mengawang-awang dan sangat idealis sekali.

For my final words, menurut gue seorang Reigina Tjahaya itu BISA NULIS dan sangat menjanjikan. Wordplay nya bagus dan gaya ceritanya khas, but kayaknya dia harus lebih mengamati keadaan sekitar dan ber observasi terutama jika dia ingin tetap menulis di genre cerpen yang bercerita mengenai cukilan hidup seseorang seperti ini. But yeah I agree with that bunch of your groupies sis, keep on write…;)

1 comments:

rei said...

wahahaha...
lu tau ga kenapa gue bisa bilang soal si ibu2 brjilbab? soalnya emang bener di sebelah gue ada ibu2 berjilbab ngomong gitu cong ke tu anak ojek payung. dan emang ada bapak yang joget2 sambil ngojek payung. dan beneran ada anak kecil sambil ngepit payung sambil makan chiki...!(and yeh!chiki masi ada sampe sekarang...)wahaha..
baidewei tengsss koko!

Post a Comment

 
Blog Template by suckmylolly.com : background by Babii Pink : header picture by discovery education modified by boobeeh